Bokong Semar, Wisata Baru di Pituruh

oleh -
oleh
Soft Opening Pasar Wisata Desa Sambeng
Soft Opening Pasar Wisata Desa Sambeng
Selamat Idul Fitri

PITURUH, purworejo24.com – Pemuda Desa Sambeng, Kecamatan Pituruh berhasil meresmikan perpustakaan desa. Tidak hanya itu, Peresmian Perpustakaan Desa tersebut sekaligus dibarengi Soft Opening Pasar Wisata Desa Sambeng yaitu Pasar “Bokong Semar”.

Peresmian perpustakaan dan Pasar Wisata Bokong Semar digelar di Tanggul Sungai Kedunggupit Desa Sambeng Kecamatan Pituruh Kabupaten Purworejo. Camat Pituruh Yudhie Agung Prihatno, dalam sambutannya, mengucapkan apresiasi kepada Pemerintah Desa Sambeng atas idenya untuk mendirikan perpustakaan desa di Pasar Wisata Bokong Semar.

“Dengan kenyamaman pasar wisata akan meningkatkan antusias baca, sebaliknya adanya tambahan perpustakaan menambah minat masyarakat datang ke pasar wisata ini,” ucapnya kepada purworejo24.com usai acara pada Minggu (29/12/2019).

Pentas tari Dolalak saat peresmian Bokong Semar
Pentas tari Dolalak saat peresmian Bokong Semar

Ia menambahkan, karena pasar wisata menjadi yang pertama di Kecamatan Pituruh maka perlu kerja keras dari pemerintah desa dan BUMDES selaku pengelola.

“Karena itu harus mampu membuat sesuatu yang sifatnya unik dan dapat bekerjasama dengan desa lainnya untuk mewujudkan wisata kawasan agar dapat segera lebih berkembang,” ucapnya.

Sementara itu, Heru Setyawan, Sekretaris Desa Sambeng bahwa perpustakaan ini bermula dari ide warga Desa Sambeng yang mengeluhkan apabila mencari pekerjaan itu sulit dan kebanyakan harus merantau ke luar kota. Kemudian dari situlah muncul ide bagaimana membuat lapangan pekerjaan yang ada di desa.

Setelah melihat potensi desa yang ada akhirnya tercetuslah ide membuat perpustakaan desa dikolaborasikan dengan pasar wisata Bokong Semar.

“Tidak hanya fokus mendirikan perpustakaan, pemuda desa Sambeng juga dibentuk pasar wisata dengan nama Bokong Semar agar masyarakat dapat mencari nafkah ditempat itu,” katanya.

Nama Bokong Semar sendiri diambil dari letak pasar yang berdekatan dengan sebuah tanggul Sungai Kedunggupit, dimana tanggul tersebut menonjol “mlegenduk” seperti bokong semar (pantat semar). Dan ternyata nama Bokong Semar itu sudah ada sejak tahun 1963 yang mana pada waktu itu sungai banjir dan tanggul jebol.

“Dalam satu tahun pada kala itu bisa jebol sampai tiga kali sehingga di buat tanggul yang tebal dan membentuk seperti bokong semar.” tandasnya. (P24-Bayu)