PURWOREJO, purworejo24.com – Kasus tunggakan biaya sekolah yang sempat mencuat di SMK PN Purworejo akhirnya mendapat perhatian langsung dari Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, melalui Anggota DPR RI Dapil VI Jawa Tengah, Aziz Subekti.
Sebanyak empat siswa yang masih memiliki tunggakan biaya sekolah kini telah mendapat bantuan penyelesaian administrasi secara penuh.
Staff Anggota DPR RI Aziz Subekti, Jepat Rahmat Hidayat, menjelaskan bahwa persoalan tersebut langsung mendapat atensi dari Presiden setelah dibahas di Fraksi Partai Gerindra.
“Masalah ini langsung diketahui oleh Bapak Aziz Subekti dan dibahas di fraksi, kemudian diteruskan ke Bapak Presiden Prabowo Subianto. Beliau memberikan perhatian khusus dan memerintahkan agar masalah ini segera diselesaikan melalui Bapak Aziz Subekti,” ungkap Jepat, saat bertemu wartawan pada Minggu (19/10/2025).
Menindaklanjuti instruksi tersebut, pihaknya segera berkoordinasi dengan Kepala SMK PN Purworejo, Sugiri, untuk memastikan data siswa yang masih memiliki tunggakan.
Dari hasil koordinasi, diketahui terdapat empat siswa yang belum dapat melunasi biaya sekolah dengan total kekurangan sekitar Rp21 juta.
“Awalnya ada 11 anak, tapi tujuh di antaranya sudah menyelesaikan sendiri. Jadi tinggal empat anak dan semuanya langsung diselesaikan oleh Bapak Aziz Subekti,” lanjut Jepat.
Tak hanya membantu secara finansial, tim dari Aziz Subekti juga menyambangi rumah salah satu siswa penerima bantuan, Mas Hafiz, untuk memberikan dukungan moral.
“Kami datang langsung untuk memberi semangat. Waktu itu anaknya sedang sakit dan sempat tidak sekolah beberapa hari. Kami ingin memastikan semangatnya untuk terus belajar tidak padam,” jelasnya.
Menurut Jepat, sistem pembayaran dilakukan melalui transfer langsung ke rekening yayasan sekolah, dan bukti pembayarannya akan diganti dengan kwitansi resmi dari pihak sekolah. Dengan demikian, para siswa penerima bantuan dapat kembali mengikuti ujian susulan pada hari Senin mendatang.
Ketua Umum Paguyuban Alumni dan Almamater SMK PN Purworejo (GUNDALA), Purwanto, turut memberikan tanggapan atas persoalan yang sempat viral tersebut.
Ia menegaskan bahwa para alumni ikut peduli dan melakukan langkah koordinatif bersama pihak sekolah dan yayasan untuk mencari solusi terbaik.
“Kami dari alumni tidak tinggal diam. Begitu tahu masalah ini ramai, kami langsung berkoordinasi dengan sekolah dan yayasan untuk memastikan persoalan diselesaikan dengan baik,” ujar Purwanto, yang merupakan lulusan SMK PN tahun 1993.
Purwanto menjelaskan, dari sekitar 400 siswa aktif, hanya sekitar 14 siswa yang masih memiliki tunggakan, atau sekitar 3–4 persen dari total siswa.
Ia menilai pihak sekolah sudah cukup bijak dengan memberikan peringatan bertahap sesuai dengan fakta integritas yang telah disepakati antara sekolah dan orang tua siswa sejak awal masuk.
“Sekolah sudah memberikan banyak keringanan. Peringatan yang dikeluarkan itu merupakan bentuk penegakan komitmen. Jadi tidak serta merta langsung menonaktifkan siswa tanpa proses,” jelasnya.
Ia juga mengingatkan pentingnya komunikasi antara siswa, orang tua, dan pihak sekolah agar tidak terjadi kesalahpahaman di kemudian hari. Menurutnya, SMK PN Purworejo juga memiliki berbagai program beasiswa dan asrama bagi siswa dari keluarga kurang mampu.
“Dari yayasan sebenarnya sudah ada program beasiswa bagi siswa tidak mampu. Alumni juga sering membantu lewat program pendampingan dan beasiswa tambahan. Kami ingin memastikan tidak ada siswa yang putus sekolah hanya karena alasan biaya,” tegasnya.
Baik dari pihak DPR RI, Presiden, maupun alumni, seluruhnya sepakat untuk mendukung semangat pendidikan para siswa agar tetap berlanjut.
Harapannya, peristiwa ini menjadi pembelajaran bersama agar sistem komunikasi dan kepedulian terhadap siswa tidak mampu bisa terus diperkuat.
“Yang paling penting adalah memastikan anak-anak tetap semangat bersekolah. Tidak ada yang boleh putus sekolah karena keterbatasan ekonomi,” pungkas Jepat Rahmat Hidayat. (P24/wid)
Eksplorasi konten lain dari Purworejo24.com
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.







