PURWODADI, purworejo24.com – Dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional (HSN) 2025 sekaligus menyongsong Hari Pahlawan, Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU) Kecamatan Purwodadi menggelar serangkaian kegiatan keagamaan dan sosial.
Kegiatan ini digagas langsung oleh Pengurus Tanfidziyah MWC NU Purwodadi, KH. Arijatmiko, S.Ag, bersama seluruh badan otonom (Banom) di lingkungan NU Kecamatan Purwodadi.
Menurut KH. Arijatmiko, rangkaian kegiatan telah dimulai sejak 17 Oktober dengan pengkaderan dan penguatan Lazisnu sebagai upaya memperkuat bidang ekonomi umat.
Dilanjutkan kerja bakti pengurugan halaman kantor MWC sebanyak 40 DAM pada 20 Oktober, serta upacara Hari Santri Nasional pada 22 Oktober yang diikuti seluruh Banom NU se-Kecamatan Purwodadi, meliputi Muslimat, Fatayat, Ansor, Banser, Pagar Nusa, IPNU-IPPNU, dan para siswa dari lembaga pendidikan di bawah LP Ma’arif NU.
Upacara berlangsung khidmat dengan Camat Purwodadi bertindak sebagai pembina upacara, serta dihadiri Forkompimca Purwodadi dan berbagai elemen masyarakat.
“Setelah upacara, kegiatan akan dilanjutkan dengan ziarah makam ulama dan tokoh nasional di wilayah Kecamatan Purwodadi pada 6 November besok, lalu simaan Al-Qur’an 30 juz oleh Muslimat dan Fatayat se-Kecamatan Purwodadi pada 7 November,” terang KH. Arijatmiko, pada Selasa (4/11/2025).
Pada malam harinya, digelar mujahadah dan pembacaan surat Al-Waqi’ah sebanyak 75 kali yang akan diikuti oleh warga NU, pengurus ranting, dan masyarakat umum.
Adapun puncak acara akan berlangsung pada 8 November 2025 dengan pengajian akbar menghadirkan KH Ahmad Muwafiq (Gus Muwafiq) dari Yogyakarta.
Kegiatan ini juga akan dihadiri oleh para tokoh dari berbagai unsur, termasuk Banom NU, kepala desa se-Kecamatan Purwodadi, tokoh agama, Forkompimca, MWC tetangga, PCNU Purworejo, serta Bupati Purworejo.
Menariknya, MWC NU Purwodadi juga akan mengundang tokoh-tokoh dari Muhammadiyah, seperti ketua PDM kabupaten dan tingkat kecamatan, kepala sekolah SD, SMP, dan SMK Muhammadiyah, serta para ketua takmir masjid di wilayah setempat.
KH. Arijatmiko menegaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar peringatan seremonial, tetapi juga memiliki makna historis dan kebangsaan.
“Ada tiga alasan utama kegiatan ini kami gelar. Pertama, Hari Santri menjadi momentum mengingat Resolusi Jihad KH Hasyim As’ari yang menggerakkan santri dan masyarakat melawan kolonial hingga puncaknya pada 10 November 1945. Kedua, jaringan santri terbukti konsisten menjaga perdamaian dan keseimbangan bangsa. Ketiga, santri dan kiai selalu berada di garda terdepan dalam menjaga NKRI, Pancasila, dan Bhinneka Tunggal Ika,” jelasnya.
Ia berharap, seluruh rangkaian kegiatan ini dapat memperkuat kolaborasi antara pemerintah, ulama, dan masyarakat, serta meneguhkan semangat kebangsaan dan keislaman di Purwodadi.
“Harapan kami, syiar Islam semakin kuat, NU semakin maju, dan masyarakat makin menerima serta mengamalkan nilai-nilai Islam secara kaffah,” pungkasnya. (P24/wid)
Eksplorasi konten lain dari Purworejo24.com
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.







