PURWOREJO, purworejo24.com – Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DP3A-PMD) Kabupaten Purworejo menggelar Pelatihan Trauma Healing dan Manajemen Stres bagi petugas layanan korban kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Kegiatan berlangsung di Ruang Arahiwang Setda Purworejo pada Senin (15/9/2025).
Kabid PPA DP3A-PMD Purworejo, Heny Safaryuni Tataningsih, menyampaikan bahwa pelatihan ini merupakan program dari dana alokasi khusus non-fisik Kementerian PPA.
Menurutnya, kegiatan tersebut menjadi langkah awal dalam memperkuat layanan perlindungan korban hingga ke tingkat kecamatan.
“Ke depan akan ada program Kecamatan Berdaya yang di dalamnya terdapat RPPA (Rumah Perlindungan Perempuan dan Anak). Harapannya, penanganan kasus kekerasan tidak harus langsung ke kabupaten, tetapi bisa segera ditangani di tingkat kecamatan melalui asesmen awal,” jelas Heny.
Ia menambahkan, jika kasus membutuhkan layanan lebih lanjut, pihaknya akan menjalin kerja sama dengan rumah sakit, lembaga bantuan hukum, maupun aparat kepolisian melalui UPT PPA Polres.
Dalam pelatihan tersebut, hadir narasumber Fairus dari RSUD RAA Tjokronegoro yang membawakan materi psikologi terkait trauma healing, serta Arbaah Mintaraga (Yosi) dari LSM Surya Mentari Purworejo yang memberikan perspektif sosial kemasyarakatan.
Peserta pelatihan terdiri dari perwakilan puskesmas, kasi PM kecamatan, perangkat desa, hingga petugas UPT PPA. Mereka diharapkan dapat menjadi garda terdepan dalam penanganan kasus di wilayah masing-masing.
Heny mengungkapkan, sepanjang tahun 2024, UPT PPA Purworejo menangani 89 kasus kekerasan, terdiri dari 40 kasus terhadap perempuan dan 49 terhadap anak. Sementara hingga September 2025, jumlah kasus yang masuk sudah mencapai lebih dari 70 laporan.
“Miris sekali, setiap hari kita melihat di televisi tindak kekerasan yang semakin di luar nalar. Faktor utamanya kebanyakan terkait ekonomi. Karena itu, pemberdayaan perempuan menjadi kunci penting agar mereka bisa mandiri, sekaligus melindungi anak-anaknya,” tegasnya.
Heny berharap, angka kekerasan terhadap perempuan dan anak di Purworejo dapat ditekan melalui pemahaman masyarakat dan dukungan aturan hukum yang tegas bagi pelaku. (P24/wid)
Eksplorasi konten lain dari Purworejo24.com
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.