Lingkungan HidupSeni BudayaWisata

Ruwat Kali Bogowonto Dengan Larung Sesaji Jadi Penutup Festival Bogowonto

318
×

Ruwat Kali Bogowonto Dengan Larung Sesaji Jadi Penutup Festival Bogowonto

Sebarkan artikel ini
Ruwat Kali Bogowonto di Sungai Bogowonto Dusun Tlepo Desa Loano Kecamatan Loano Kabupaten Purworejo.
Ruwat Kali Bogowonto di Sungai Bogowonto Dusun Tlepo Desa Loano Kecamatan Loano Kabupaten Purworejo.

PURWOREJO, purworejo24.com – Gelaran Festival Bogowonto di Kabupaten Purworejo Jawa Tengah selesai hari ini, Jumat (28/7/2023). Rangkaian Festival Bogowonto kali ini ditutup dengan kegiatan Ruwat Kali Bogowonto.

Ruwat Kali Bogowonto digelar di Sungai Bogowonto Dusun Tlepo Desa Loano Kecamatan Loano Kabupaten Purworejo. Ribuan masyarakat pun antusias mengikuti upacara larung sesaji ini.

Ruwat Kali Bogowonto diawali dengan kirab tumpeng dari Dusun Slumprit sampai dengan lokasi acara. Kirab yang diikuti ribuan warga dengan memakai pakaian adat Jawa.

“Ruwat adalah doa dan pengharapan bagi masyarakat Jawa dan memohon keselamatan kepada Tuhan,” kata Nicholas Legowo panitia saat ditemui di lokasi kegiatan pada Jumat (28/7/2023).

Setelah sampai di lokasi larung sesaji, sejumlah hasil bumi dan tumpeng didoakan oleh sesepuh desa dan tokoh agama setempat. Ribuan warga pun mengamini doa yang dibacakan di pinggiran Kali Bogowonto ini.

“Setelah didoakan baru kita larung (dihanyutkan), jadi pada masyarakat Jawa itu doa tidak hanya pada ucapan, melainkan ada doa yang berwujud yaitu berupa simbol-simbol. Tumpeng dan sesaji itu adalah perwujudan dari doa,” kata Nicholas.

Nicholah menambahkan, Tumpeng yang berisikan ingkung ayam, hasil bumi, dan bunga tujuh rupa ini merupakan simbol doa warga. InGkung ayam yang dihanyutkan merupakan simbol penghormatan kepada pendiri Desa Loano.

“Sungai Bogowonto ini pernah dibuat Topo Ngeli (bertapa dengan menghanyutkan diri) oleh Ki Buyut Singgelapura yang merupakan pendiri Loano,” tambahnya.

Ribuan warga di Purworejo, Jawa Tengah, rela menunggu dari pagi hari demi berpartisipasi dalam tradisi Ruwat Kali Bogowonto ini. Ruwat dilaksanakan setiap bulan Suro penanggalan Jawa. Tak hanya warga setempat, tradisi Ruwat Kali Bogowonto ini mampu menyedot animo ribuan warga dari berbagai daerah.

“Tradisi ini sudah dilakukan masyarakat setempat setiap tahun di Bulan Suro,” kata Dia.

Ridwan, salah seorang warga yang turut merayakan dan ikut berpartisipasi dalam tradisi Ruwat Kali Bogowonto mengaku sangat senang bisa mengikuti kegiatan ini.

“Kami sangat antusias dengan tradisi ini karena ini adalah wujud syukur kami atas apa yang telah diberikan Tuhan,” kata Ridwan.

Tradisi ini telah menjadi bagian dari warisan budaya masyarakat setempat dan terus dijaga kelestariannya oleh generasi selanjutnya. Tradisi Ruwat Kali Bogowonto ini menunjukkan betapa kuatnya ikatan sosial dan kebersamaan antar warga di Purworejo.

Momen bersejarah ini juga menjadi ajang untuk mempererat tali persaudaraan dan memperkuat rasa syukur atas limpahan rezeki yang diberikan Tuhan kepada mereka. Diharapkan, tradisi berharga ini akan terus dilestarikan dan tetap menjadi bagian dari identitas budaya masyarakat Jawa Tengah.

“Kita berharap tradisi ini tidak akan punah dan terus terjaga kelestariannya,” kata Ridwan.

Diketahui Festival Bogowonto sendiri terdiri dari sejumlah kegiatan yang bertujuan melestarikan alam khususnya Sungai Bogowonto. Sungai ini menjadi salah satu sumber mata pencaharian warga setempat.

Festival Bogowonto Diawali dengan kegiatan Ruwat Mbelik dengan tema Gelaring Suroso Mbelik Gondang Sura yang dilaksanakan pada (18/7/2023) siang di Desa Kalijambe, Kecamatan Bener, Purworejo.

“Pada malam harinya Festival Bogowonto menggelar acara Kungkum Siji Sura (18 Juli 2023) yang berlokasi di Tempuranmas, Desa Loano,” kata Sapto salah satu panitia Festival.

Kemudian pada (20/7/2023) rangkaian Festival Bogowonto dilanjut dengan Santri Kali, yaitu pembekalan anak-anak agar mencintai lingkungan yang berlokasi di Pendapa Singgelapura, Desa Loano. Rangakian festival selanjutanya yakni Sayembara Seni Pencak Silat “Toya SINGGELAPURA” pada (23/7/2023) yang berlokasi di Tempuranmas, Desa Loano.

“Setelah itu kita ada lagi kegiatan bedah buku Babad Lowano & Babad Kedung Kebo pada (25/7/2023) serta Workshop Pembenihan Ikan Lokal Khas Bogowonto,” kata Sapto.(P24/Bayu)


Eksplorasi konten lain dari Purworejo24.com

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.