Scroll untuk baca artikel
Kesehatan

Upah Jasa Penanganan Medis Rendah, Dua Dokter RSUD Tjoknegoro Purworejo Mogok Kerja

164
×

Upah Jasa Penanganan Medis Rendah, Dua Dokter RSUD Tjoknegoro Purworejo Mogok Kerja

Sebarkan artikel ini
RSUD Tjokronegoro Purworejo
RSUD Tjokronegoro Purworejo

PURWOREJO, purworejo24.com– Sebanyak 2 dokter di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tjokronegoro Kabupaten Purworejo Jawa Tengah mogok kerja.

Hal ini dilakukan sebagai bentuk protes lantaran upah jasa penanganan medis di rumah sakit plat merah tersebut dianggap terlalu murah.

Mogok ini sudah mulai dari kamis (13/3/2025), kita akan ketemu wakil bupati dan para dokter, rabu akan audiensi dengan rumah sakit dan kamis (20/3/2025) kita akan pelayanan lagi,” kata Dr Aziz, dokter ahli bedah RSUD Tjokronegoro kepada awak media Selasa (18/3/2025).

Dr Aziz menilai, mogok kerja ini perlu dilakukan menyusul persoalan jasa penanganan medis bagi para dokter yang dinilai terlampau murah.

Ia menyebut berdasarkan slip gaji yag ia peroleh, para dokter hanya mendapatkan upah jasa Rp 3.000 -8.000 untuk pasien rawat jalan.

Sesuai slip yang kami peroleh, jasa penanganan medis yang diterima dokter begitu rendah. Untuk pasien rawat jalan misalnya, jasa medis yang kami berikan, oleh rumah sakit hanya dihargai Rp 3.000 hingga Rp 8.000,” kata Dr Aziz.

Sedangkan untuk pasien rawat ini yang rata-rata merupakan peserta BPJS kesehatan, para dokter pun memperoleh uang jasa yang memprihatinkan untuk sebuah pekerjaan berat, penuh risiko yang mempertaruhkan nama baik rumah sakit.

Misalnya untuk operasi usus buntu, yang sudah pecah, kemudian sudah parah, komplikasi, penuh risiko. Operasinya berlangsung kurang lebih tiga jam. Kami para dokter dikasih berapa coba,? dihargai Rp100 ribu. Apakah itu layak,” tanya Dr Aziz.

Sementara itu untuk penanganan operasi caesar juga tak jauh berbeda. Penanganan dengan resiko tinggi tersebut dihargai murah oleh rumah sakit.

Operasi caesar, kami cuma dapet 200 ribu, 300 ribu. Apa ini layak. Padahal klaim BPJS Kesehatan tidak sekecil itu,” ujarnya seraya menambahkan justru untuk operasi tumor ringan jasa medis yang diterima para dokter cukup lumayan.

Aziz mengemukakan bahwa, di RSUD Tjokronegoro saat ini ada sekitar 22 dokter spesialis. Namun sejuah ini baru dua dokter yang mengambil sikap untuk mogok kerja. Dua dokter itu yakni dirinya serta satu dokter lainya.

Menurutnya sistem seperti ini mencerminkan pihak manajemen RSUD Tjokronegoro tidak menghargai jasa para dokter di rumah sakit itu. Ia takut, jika hal ini diteruskan, maka akan berdampak kepada para pasien dengan perawatan yang kurang optimal.

Kami takut sistem seperti ini akan memacu para dokter untuk berlomba-lomba memperbanyak penanganan pasien tapi mengesampingkan etos kerja yang baik. Disisi lain, takutnya dokter akan pilih-pilih dalam menangani pasien,” ucap Aziz lagi.

Ia menyarankan manajemen segera mengupah sistem pembagian jasa bagi para dokter itu. Jika tidak, dikhawatirkan akan berdampak terhadap mutu layanan terhadap pasien.

Jelas pasien akan mengalami dampak, kalau terus-terusan seperti ini. Kami dokter juga punya sisi manusiawi, ketika apa yang semestinya kami terima tidak sesuai, kami pasti akan bicara,” ujarnya.

Saat ini baru dua dokter yang melakukan aksi mogok. Bukan tidak mungkin, aksi mogok dari dokter-dokter yang lain bisa terjadi jika rumah sakit tidak segera mengubah sistem pembagian jasa tersebut. (P24-bayu)


Eksplorasi konten lain dari Purworejo24.com

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.