PURWODADI, purworejo24.com – Dalam rangka untuk menekan angka kasus demam dengue dan demam berdarah dengue, Pemerintah Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, melaksanakan Gerakan Serentak Pemberantasan Sarang Nyamuk diwilayah Kecamatan setempat, pada Jumat (17/1/2025).
Guna mensuksekan gerakan itu pemerintah Kecamatan Purwodadi telah meminta bantuan kepada seluruh personil Babinsa, Babinkamtibmas, Kader Kesehatan, tokoh masyarakat, dan masyarakat desa yang ada di wilayah Kecamatan Purwodadi untuk melaksanakan Gerakan Serentak Pemberantasan Sarang Nyamuk di Desa masing-masing.
Mereka yang diperbantukan melakukan pendataan jika ditemukan jentik nyamuk, serta genangan air yang dapat berpotensi menjadi sarang nyamuk di wilayah desa masing-masing. Selain itu, mereka juga memberikan edukasi kepada masyarakat tentang cara efektif untuk memutus mata rantai penyakit DBD dengan melakukan pemberantasan jentik nyamuk melalui 3 M, serta tindakan secara fisik, kimiawi, manipulasi lingkungan dan biologis untuk menghindari gigitan nyamuk.
“Ini sebagai tindak lanjut kemarin pada hari Senin, kita dikumpulkan di Pendopo Kabupaten Purworejo, terkait sosialisasi demam berdarah, kami diundang bersama kepala Puskesmas dan kepala OPD se Kabupaten Purworejo, lalu ini menjadi perhatian semua pemangku kepentingan dan masyarakat, segera melakukan langkah- langkah upaya di wilayah masing- masing, maka kami berkoordinasi dengan Puskesmas, melakukan rakor, sosialisasi dan melakukan secara serentak di 40 desa se Kecamatan Purwodadi, mengadakan Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk,,” kata Camat Purwodadi, Sumarjana, saat melakukan monitoring bersama Forkompinca Purwodadi dan Kepala Puskesmas Bragolan dan Bubutan, di Desa Jenar Wetan, Kecamatan Purwodadi, pada Jumat (17/1/2025) pagi.
Menurutnya, Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk lebih efektif ketimbang melakukan fogging, karena fogging hanya bisa membasmi nyamuk dewasa namun tidak bisa membasmi telur dan jentik nyamuk.
“Semoga dengan kegiatan ini demam dengue dan demam berdarah dengue sudah tidak ada lagi, seluruh masyarakat menjadi sehat dan tidak terserang penyakit itu,” harapnya.
Diungkapkan di Kecamatan Purwodadi, sesuai data dari Puskesmas, ada 34 kasus demam dengue dan demam berdarah dengue, adapun kasus paling banyak terjadi di Desa Purwodadi dan Desa Geparang.
“Himbauan kepada masyarakat, lewat kepala desa, lewat rakor, lewat speaker- speaker masjid dan mushola, untuk melanjutkan bersih- bersih ini baik disekitar rumah maupun didalam rumah yang ada genangan air, karena genangan air ini tentu akan menjadi sarang nyamuk, sehingga harus secara rutin, kontinue agar tidak ada lagi jentik dan nyamuk,” pesanya.
Sementara itu Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), pada Dinkesda Purworejo Budi Susanti, mengatakan, kasus deman dengue dan demam berdarah dengue di Purworejo hingga saat ini masih tinggi, sehingga dalam rangka memutus mata rantai penularan deman dengue dan demam berdarah dengue perlu dilakukan PSN serentak dan berkelanjutan.
“Kami telah mengimbau kepada seluruh Puskesmas untuk melakukan pembasmian sarang nyamuk serentak hingga 10 kali kedepan, dan desa- desa yang ada kasus utamanya kasus yang ada lebih dari 3, satu desa untuk melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk plus,” kata Budi Susanti saat ditemui dikantornya.
Disebutkan, kasus demam dengue dan demam berdarah dengue hingga ditanggal 15 Januari 2025 ini mencapai angka 600 lebih, bahkan ditanggal 16 Januari 2025 ada satu warga yang meninggal dunia akibat kasus tersebut, yaitu warga di Desa Kuwurejo, Kecamatan Kutoarjo.
“Paling banyak itu Kecamatan Purworejo, disana ada Cangkrep Lor, Pangenrejo, lalu Doplang, kemudian di Kecamatan lain ada di Kecamatan Grabag dan Kutoarjo,” sebutnya.
Guna menekan kasus itu, Dinkesda Purworejo menjalankan kebijakan dan strategi pencegahan dan pengendalian DBD, salah satunya dengan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan pemantauan jentik berkala (PJB).
Pemantauan jentik seminggu sekali harus dilakukan dengan PSN 3M Plus. Yaitu, menguras (membersihkan) bak mandi atau wadah lain yang berisiko, menutup rapat tempat penampungan udara, dan memanfaatkan atau mendaur ulang barang bekas.
“Ketika PSN plus sekaligus pemeriksaan jentik berkala 1 Minggu ditempat-tempat perindukkan nyamuk sekali untuk memastikan tidak ada jentik didalam rumah dan diluar rumah. Ketika jentik sudah tidak ditemukan maka rantai penularan terputus,” ujarnya.
Upaya lain yaitu dengan Gerakan 1 Rumah 1 kader Jumantik atau G1R1J 3×10.
Artinya, setiap hari minggu pukul 10.00 pagi dilakukan PSN di rumah, pelaksanaan PSN di rumah selama 10 menit, dan kegiatan PSN ini diulangi minimal 10 minggu berturut-turut.
“Kita pantau gerakan PSN bagi masyarakat di instansi, kita sedang melakukan proses edaran, jadi semua instansi harapanya nanti seminggu sekali, kita barengkan dihari Jumat, untuk melakukan gerakan PSN karena musim hujan diperkirakan masih sampai Juli, jadi tidak hanya sekali namun pemberantasan sarang nyamuk itu minimal 10 kali, dan kita harapkan semuanya, sekolah juga ia, kita sedang proses pilah data anak usia sekolah dan usia kerja, jika banyak maka gerakan PSN ini juga akan dilakukan disekolah,” jelasnya. (P24/wid)
Eksplorasi konten lain dari Purworejo24.com
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.