Scroll untuk baca artikel
Pendidikan

PP Muhammadiyah Berikan Apresiasi kepada Produk Teaching Factory Esemkapurwa Purworejo

115
×

PP Muhammadiyah Berikan Apresiasi kepada Produk Teaching Factory Esemkapurwa Purworejo

Sebarkan artikel ini
Prof. Dr. Abdul Mu'thi, M. Ed., Sekum PP Muhammadiyah dan H. Didik Suhardi, PH. D., Ketua Majelis Dikdasmen PNF PP Muhammadiyah bersama Kepala Esemkapurwa Purworejo dengan memegang Oli Quintech.
Prof. Dr. Abdul Mu'thi, M. Ed., Sekum PP Muhammadiyah dan H. Didik Suhardi, PH. D., Ketua Majelis Dikdasmen PNF PP Muhammadiyah bersama Kepala Esemkapurwa Purworejo dengan memegang Oli Quintech.

PURWOREJO, purworejo24.com – Produksi Teaching Factory Esemkapurwa Purworejo (SMK Muhammadiyah Purwodadi Purworejo), berupa Oli Quintech mendapat apresiasi dari PP Muhammadiyah.

Apresiasi itu disampaikan dalam Rakornas SMK Muhammadiyah yang berlangsung di BPMP Jakarta, yang digelar selama tiga hari, sejak Selasa (3/9/2024) hingga Kamis (5/9/2024) ini. Kegiatan itu dihadiri oleh 198 Kepala SMK Muhammadiyah se- Indonesia.

Sekertaris Umum PP Muhammadiyah Prof. Abdul Mu’thi di hari kedua acara Rakor menyambut gembira dengan hadirnya produk Tefa Oli Quintech. Abdul Mu’thi juga memberikan motivasi kepada siswa- siswi Esemkapurwa agar meningkatkan inovasi dan kreativitas untuk masa depan yang cemerlang.

Dia juga mengatakan bahwa SMK dibranding dengan nama Vokasi yang harapannya lulusan SMK lebih kompeten dan siap kerja dengan slogan BMW, Bekerja, Melanjutkan atau Wirausaha.

Pertanyaannya, mau kemana arah SMK ? SMK harus mempunyai tujuan yang jelas. Sehingga jelas arahnya mau kemana,” ujar Abdul Mu’thi.

Atas apresiasi yang diberikan pada TeFa Esemkapurwa, Kepala Esemkapurwa Purworejo Sumarjo, S.Fil.I., M.Pd., berharap, setelah semua ijin berhasil diperoleh, produk Tefa Oli Quintech bisa dipasarkan kepada internal Muhammadiyah dan masyarakat luas.

Ketua PP Muhammadiyah Prof. Dr. Irwan Akib pada saat membuka acara menyampaikan, bahwa sekolah harus memandang siswa secara ‘holistic’. Mereka harus dididik dan diarahkan sesuai dengan passionnya.

Sekolah, kata Prof Irwan, harus menjadi ladang dakwah. Kepala sekolah harus melihat gurunya datang dan gurunya pulang.

Output siswa harus bisa mandiri, dilatih dengan pembelajaran Teaching Factory. Jiwa wirausaha harus terus ditumbuhkan, harus siap bangkit dari semua permasalahan yang menimpanya.

Jika mereka punya jiwa wirausaha yang kuat, tahun 2045 ekonomi akan dapat kita pegang. Jangan terpaku pada bantuan. Ketika ada bantuan semangat, setelah tidak ada bantuan jadi lemas,” ujar Prof Irwan.

H. Didik Suhardi, PH. D Ketua Majelis Dikdasmen PNF PP Muhammadiyah dalam arahannya menyebut, bahwa sekolah unggul harus berlari, sekolah yang belum unggul ditarik (ditolong) agar tidak terperosok.

Pak Ketua PP akan selalu bertanya, sudah ada berapa sekolah unggul. Untuk itu SMK Muhammadiyah harus terus meningkatkan kwalitasnya agar menjadi sekolah unggul,” kata Didik.

Dr. Bahrun Dahlan, wakil ketua PP Majelis Dikdasmen PNF Muhammadiyah dan mantan direktur SMK berpesan, ada tidaknya bantuan dari pemerintah, SMK Muhammadiyah harus menjadi sekolah unggul untuk mewujudkan amanat Muktamar ke 48 Muhammadiyah.

Semoga oli Quintech SMK Muhammadiyah Purwodadi dapat mengangkat nama Sekolah dan Muhammadiyah,” kata Bahrun.

Dr. Muhammad Yusro, direktur SMK Kemendikbud Ristek RI yang juga hadir menjelaskan, tahun 2023 presiden pernah menyampaikan bahwa SMK jadi kunci kemajuan negara.

Maka, ujar Muhammad Yusro, perlu gerakan ‘Multi Stakeholder’ dalam menyelesaikan masalah yang masih ada. Direktorat SMK mendukung pembelajaran berbasis industri (termasuk Teaching Factory), Link dan Match dan transformasi kelembagaan serta mendukung kuantitas dan kapasitas pendidik Vokasi dengan melanjutkan pendekatan berpusat pada murid.

Tatang Muttaqin, selaku Plt Dirjend Vokasi Kemdikbud Ristek RI mengungkapkan, bahwa Pendidikan Vokasi masa depan itu Borderless, yakni tidak mengenal batas atau lokasi domisili.

Experiental Learning – Work Based Learning, yaitu belajar dengan mengerjakan langsung terkait dengan okupasi kerja, materi pembelajaran terapan atau kongkrit.

On Deman Program, bahwa Program Pendidikan personalized. Kurikulum dan CP disesuaikan permintaan siswa. Substansi lebih mutakhir dan proses belajar yang menyenangkan.

Pembiayaan Sepadan. Jadi besar biaya sepadan dengan kompetensi yang diraih. Proses belajar sejalan dengan gaya hidup, paruh waktu dengan jadwal lebih lentur dan jarak jauh,” terang Tatang.

Gogot Suharwoto, anggota Majelis Dikdasmen PNF PP Muhammadiyah, Atase Pendidikan dan Kebudayaan Korea mengatakan, SMK Muhammadiyah mempunyai kesempatan kerjasama dengan Korea Indonesia Enhanced Networks( KIEN), Lembaga yang menyalurkan tenaga kerja dan kuliah ke korea Selatan.

Korea, kata Gogot, termasuk negara yang tercepat pertumbuhan teknologi dan perkembangan ekonomi. Korea adalah negara yang paling banyak menggunakan robot karena tenaga kerjanya sangat minim.

Hal ini menjadi peluang bagi lulusan SMK untuk bekerja di Korea dengan gaji Rp. 24, 5 juta/ bulan. Tenaga kerja Indonesia yang bekerja di Korea baru 50.841 orang. Nomer 4 di Asia Tenggara setelah Vietnam, Thailand dan Philippines,” jelas Anastasia

Kepala BPMP Jakarta juga menyampaikan dalam rakor tersebut, bahwa 30% waktu murid di sekolah. Sekolah menjadi tempat yang dicita-citakan. Sekolah harus bisa menumbuhkan kompetensi dan karakter siswa. Pimpinan sekolah harus bisa menciptakan pendidik yang reflektif, iklim sekolah yang aman, inklusif dan merayakan keberagaman dan pembelajaran yang berpusat pada murid. (P24/wid)


Eksplorasi konten lain dari Purworejo24.com

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.