PURWOREJO, purworejo24.com – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, mengajak seluruh Sekolah Penggerak untuk aktif menciptakan inovasi dan kreativitas demi menggeliatkan semangat berliterasi di Kabupaten Purworejo. Pasalnya, berdasarkan data yang ada, tingkat literasi diKabupaten Purworejo masih cukup rendah.
Ajakan tersebut diwujudkan oleh Bidang Pengembangan Kurikulum Bahasa dan Sastra pada Dindikbud Kabupaten Purworejo melalui event bertajuk Berliterasi bersama Sekolah Penggerak di Kabupaten Purworejo, pada Rabu (31/7/2024).
Kegiatan yang berlangsung di Pendopo Kabupaten Purworejo itu menampilkan beragam karya kreativitas literasi siswa dan guru. Kegiatan itu juga dihadiri oleh seratusan peserta dari unsur para Kepala Sekolah Penggerak, PGRI, Korwilcambidik, Ketua Subrayon SMP, dan pegiat literasi yang ada di Purworejo.
Dalam kesempatan itu juga dilakukan penyerahan penghargaan bagi para pelajar berprestasi yang menjadi juara Lomba Literasi, FLS2N, OSN, dan O2SN Tahun 2024. Penyerahan penghargaan dilakukan oleh Bupati Purworejo, Yuli Hastuti bersama Kepala Dindikbud Kabupaten Purworejo, Wasit Diono. Bupati juga meluncurkan buku literasi yang ditandai dengan pemotongan pita, pemukulan kentongan dan penyerahan buku.
Kabid Pengembangan Kurikulum Bahasa dan Sastra Dindikbud, Dwi Handayani SE MM, menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengembangan literasi di Kabupaten Purworejo. Selain itu sebagai wujud nyata dari hasil Bimtek Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) baik di semua sekolah, sekolah penggerak, dan komunitas guru literasi.
“Literasi kita masih rendah. Saya ingin di Purworejo nanti literasinya semakin meningkat. Anak- anak suka membaca, suka mendengarkan cerita mulai usia dini, kemudian dikembangkan dengan kreativitas literasi lainnya,” kata Dwi Handayani, saat ditemui disela kegiatan.
Disebutkan, ada 14 sekolah penggerak di Kabupaten Purworejo yang terdiri atas 5 PAUD, 4 SD, dan 4 SMP.
Menurutnya, Sekolah Penggerak merupakan sekolah pilihan dan diharapkan dapat menjadi acuan sekolah lain dalam berliterasi.
“Kami menggandeng Sekolah Penggerak karena bisa menjadi acuan. Harapannya bisa diikuti sekolah sekolah lain, sehingga literasi di seluruh sekolah semakin berkembang,” ujarnya.
Guru dari SDN Bandung, Kecamatan Kutoarjo, yang juga sebagai ketua panitia kegiatan, S Sri Rahayu S.Pd.SD, menambahkan, ada dua buku antologi yang dilaunching dan diserahkan dalam kegiatan itu. Dua buku antologi itu yaitu antologi dari peserta kelas puisi dan antologi dari peserta lomba literasi yaitu baca puisi, geguritan, cerdak dan cerpen.
“Jadi semua itu dijadikan menjadi sebuah antologi puisi dan tujuan dari kegiatan ini yaitu untuk meningkatkan literasi di Kabupaten Purworejo juga untuk meningkatkan kompetensi guru dan siswa dalam berliterasi,” jelasnya.
Dalam kegiatan itu, pihaknya juga mengundang Kepala Sekolah SDIT Salsabila Purworejo yang juga sebagai Trainer Pembinaan guru/ustadz dan Pendongeng, Wuntat Wawan Sembodo, S. Ag, sebagai nara sumber untuk berliterasi, kemudian juga talkshow yang disampaikan oleh sekolah penggerak.
“Buku antologi itu merupakan ciptaan bersama- sama, dari geguritan 1 buku dan puisi 1 buku, jadi ada dua buku. Yang dari puisi judulnya Rindu Tumbuh Diatas Batu, kemudian yang geguritan judulnya Samuderaning Pepeling,” ungkapnya.
Menurutnya dari sekolah- sekolah saat ini sudah banyak bermunculan trik- trik untuk meningkatkan literasi karena banyak sekali kegiatan yang dilaksanakan oleh sekolah baik sekolah yang belum sebagai sekolah penggerak maupun yang sudah jadi sekolah penggerak.
“Jadi dengan beberapa kegiatan yang sudah dilaksanakan itu untuk meningkatkan literasi. Dan harapanya semoga dengan kegiatan ini kedepanya bisa untuk meningkatkan kompetensi guru, bisa juga untuk meningkatkan daya pikir anak, meningkatkan pembelajaran anak sehingga semua bisa berkembang didalam meningkatkan literasi baik disekolah maupun diluar luar sekolah,” harapnya.
Sementara itu, Bupati Purworejo, Yuli Hastuti dalam sambutannya mengungkapkan bahwa pendidikan adalah pondasi utama dalam membangun masa depan bangsa yang lebih baik. Oleh karena itu, pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di seluruh daerah, termasuk di Kabupaten Purworejo.
Salah satunya melalui program Sekolah Penggerak yang dirancang untuk mewujudkan transformasi pendidikan yang lebih merata dan berkualitas.
“Program ini bertujuan untuk menciptakan ekosistem pendidikan yang berfokus pada pengembangan kompetensi dan karakter peserta didik, agar siap menghadapi tantangan zaman yang terus berkembang,” ungkapnya.
Menurut Bupati, di Kabupaten Purworejo terdapat program Guru Meguru yang menjadi salah satu program prioritas.
Tidak kurang dari Rp 350 juta digelontorkan untuk menopang kegiatan ini tiap tahunnya, mulai tahun 2022. Pada tahun 2024 ini, tak kurang dari 1.500 orang menjadi target sasaran kegiatan Guru Meguru ini.
“Hari ini merupakan salah satu cara untuk mengevaluasi hasil dari kegiatan peningkatan pendidikan yang diantaranya melalui Sekolah Penggerak dan Guru Meguru ini,” imbuhnya.
Dijelaskan lebih lanjut, rapor pendidikan Purworejo saat ini menunjukkan bahwa belum semua siswa mencapai kompetensi minimal di bidang literasi dan numerasi. Aspek karakter, keamanan sekolah, dan kualitas tenaga pendidik juga masih memerlukan perhatian.
“Saya ucapkan selamat kepada anak-anak yang telah mengukir prestasi, baik di tingkat Kabupaten Purworejo maupun di tingkat provinsi. Kepada anak-anak yang terpilih mewakili Provinsi Jawa Tengah untuk maju ke tingkat nasional, kami doakan semoga diberikan kemudahan, kelancaran, dan sukses mendapatkan hasil terbaik,” tandas Yuli Hastuti. (P24/wid)
Eksplorasi konten lain dari Purworejo24.com
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.