Scroll untuk baca artikel
EkonomiLingkungan HidupPemerintahanWisata

Dekat dengan YIA, BOB Dukung Pemkab Purworejo Bangun Kota Perbatasan (Border City)

155
×

Dekat dengan YIA, BOB Dukung Pemkab Purworejo Bangun Kota Perbatasan (Border City)

Sebarkan artikel ini
Direktur Utama BOB Agustin Perangin Angin, bersama jajaran saat Halal Bihalal bersama wartawan di Rumah Makan Satu- satu Purworejo, pada Selasa (16/4/2024)
Direktur Utama BOB Agustin Perangin Angin, bersama jajaran saat Halal Bihalal bersama wartawan di Rumah Makan Satu- satu Purworejo, pada Selasa (16/4/2024)

PURWOREJO, purworejo24.com – Badan Otorita Borobudur (BOB) mendukung Pemerintah Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, yang berencana akan membangun kota perbatasan atau border city yang ditujukan untuk melengkapi keberadaan bandara Yogyakarta Internasional Airport (YIA) Kulonprogo, Yogyakarta.

Rencana pembangunan kota perbatasan itu dibuktikan dengan telah diterbitkannya Perbup Nomor 106/2023 tentang Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Kota Perbatasan Sekitar Bandara YIA Tahun 2023-2043.

RDTR tersebut telah diundangkan pada tanggal 21 Desember 2023 lalu. Perbup tersebut mengatur RDTR di sebagian Kecamatan Purwodadi dan Bagelen dengan luas total 4.428,50 hektare dan terdiri dari 35 desa.

Memang sebagaimana anamah undang- undang setiap RTRW itu harus diturunkan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) sebagai panduan untuk pembangunan kawasan. Mengapa RDTR, karena sudah terlihat lebih detail arah pemanfaatan zonasi, dimana zonasi perumahan, dimana zonasi industri. Kami tentu sangat bersyukur Purworejo dalam hal ini menindaklanjuti RDTR di beberapa kawasan agropolitan,” kata Direktur Utama BOB Agustin Perangin Angin, disela kegiatan Halal Bihalal bersama sejumlah wartawan yang bertugas di Kabupaten Purworejo, di Rumah Makan Satu- satu Purworejo, pada Selasa (16/4/2024) sore.

Menurutnya, Purworejo bagian selatan sebelah timur bertetangga dekat dengan bandara YIA Kulonprogo, yang merupakan satu dari tiga AAP Internasional di pulau Jawa. Tiga bandara AAP internasional itu yaitu Soekarno Hatta, YIA dan Juanda di Surabaya.

Nah itu sebagai antisipasi petumbuhan akibat kehadiran bandara di timur Purworejo bagian selaian ini sangat tepat, yang kami harapkan antisipasi bisa bersifat dinamis juga, dimana didaerah selatan Purworejo ini juga merupakan akses utama dari YIA ke Kebumen, Cilacap, yang melewati Purworejo, dan Purworejo harus menangkap peluang, yang pertama adalah peluang bertumbuhnya industri pariwisata yang berbasis kuliner, mengapa, karena Purworejo memiliki destinasi, misalnya Dewaruci yang jarak tempuhnya ke bandara YIA hanya sekitar 20 menit atau paling lama 30 menit. Dengan jarak yang sangat dekat ini maka pantai Dewaruci berpeluang memberikan layanan kepada bandara, khususnya kepada para pengguna bandara YIA, sebelum mereka terbang, mereka bisa rehat, mereka bisa menikmati kuliner, penerbangan jam 2, mereka bisa makan siang di Dewaruci atau jika mereka mendarat jam 11, mereka bisa ke Dewaruci dulu sebelum berangkat ke Borobudur atau destinasi lainya,” jelasnya.

Agustin berharap apa yang nenjadi garis ataupun arahan dari pemerintah kabupaten, bisa menjadi rujukan rencana jangka panjang dan menjadi pedoman kepada seluruh masyarakat agar rencana pembangunan kota perbatasan atau border city bisa diaplikasikan secara harmoni, bisa memberikan keselarasan antara pertumbuhan, pemerataan dan juga kelestarian lingkungan.

Saya kira semua wajib mendukung apa yang lagi disusun oleh pemerintah Kabupaten Purworejo, untuk membangun kota perbatasan ini,” ujarnya.

Dengan adanya rencana pembangunan kota perbatasan itu, lanjutnya, Agustin berharap para pelaku wisata diwilayah itu harus bisa adaptif, bisa memberikan inovasi, inovasi yang memberikan efisiensi, inovasi yang memberikan pro lingkungan, inovasi yang memberikan keberlanjutan, dan bisa berkolabotasi antara satu pelaku wisata dengan pelaku wisata yang lain, meningkatkan daya saing kawasan, tidak saling sendiri- sendiri, dan tidak saling menjatuhkan tapi bagaimana satu dengan yang lain saling mendukung, berinovasi memberikan produk yang tidak bisa diberikan oleh daerah lain.

Mudah- mudahan kedepan dengan adanya kolaborasi, inovasi, adaptasi, produk bisa lebih beragam, lebih bisa berkwalitas, lebih berdaya saing, apalagi dalam waktu dekat ini akan diberlakukan sertifikasi halal, yaitu batas dibulan Oktober 2024, kami harapkan semua pelaku bisa mengikuti program pemerintah, karena sertifikat halal itu memberikan kenyamanan, kepastian, keamanan kepada para pejalan, pelancong, musafir, bahwa mereka datang ke daerah Purworejo bisa mendapatkan makanan yang halal, sehat dan juga dengan harga yang terbuka, mesti tidak murah tapi orang tau akan harganya. Kami percaya pemerintah Kabupaten Purworejo bisa, melalui dukungan dari pusat juga setiap tahun ada bimtek- bimtek peningkatan kapastias SDM pariwisata di Kabupaten Purworejo,” harapnya.

Hal senada juga disampaikan oleh Kades Jatimalang, yang juga menjabat sebagai Ketua Polosoro Kabupaten Purworejo, Suwarto.

Mewakili masyarakat yang tinggal didaerah selatan Purworejo, Suwarto mengaku sangat mendukung rencana pemerintah untuk membangun kawasan selatan Purworejo.

Kalau untuk saya, pembangunan diwilayah selatan- selatan memang sangat mendukung, karena memang diwilayah selatan itu dekat dengan bandara, ,untuk pengembangan lahanya juga masih mendukung, belum banyak masyarakat yang menempati disana. Harapan saya untuk pemerintah Kabupaten Purworejo, masih sesuai dengan komitmen dulu, yaitu membangun diwilayah selatan. Intinya kami sangat mendukung pemerintah membangun kawasan selatan- selatan ini, selain daerahnya menjadi maju juga bisa menambah lapangan pekerjaan, dan harapan kami itu bisa segera terwujud,” harapnya. (P24/wid)


Eksplorasi konten lain dari Purworejo24.com

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.