PURWOREJO, purworejo24.com – Wakil Menteri Pertanian RI, Harvick Hasnul Qolbi ST, menyerahkan Bantuan Alat Pertanian APBN kepada sejumlah Kelompok Tani di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.
Bantuan itu diberikan sebagai upaya pemerintah untuk membantu para petani untuk mempercepat musim tanam yang tertunda akibat El Nino dan menjaga ketersediaan pasokan pangan ditahun 2024.
Bantuan diberikan secara simbolis kepada Plt Bupati Purworejo, Hj Yuli Hastuti SH, di Pendopo Kabupaten Purworejo, pada Kamis (7/12/2023) sore.
Tampak hadir dalam kegiatan itu, anggota DPR RI dari Fraksi Golkar Dapil 6 yang juga sebagai ketua DPD Partai Golkar Jawa Tengah, Ir. Panggah Susanto, MM, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Purworejo, Hadi Sadsila, SP, MM, Kepala DPPPAPMD Kabupaten Purworejo, Laksana Sakti AP MSi, OPD terkait, perwakilan kelompok tani dan segenap tamu undangan.
“Tentu saja ini kan sesuai arahan pak Presiden, bahwa bagaimana kita mengakselerasi agar pangan kita jangan sampai surut, utamanya ditahun 2024 ini jangan sampai berkurang tersediaanya, karena seperti kita tahu ditahun politik sangat rawan sekali kalau sampai pangan ini tidak sesuai target. Jadi kelambatan- kelambatan yang terjadi, pemerintah bersama DPR RI, terus mencari jalan terbaik agar jangan sampai kekurangan pangan,” kata Harvick Hasnul Qolbi, saat ditemui usai kegiatan.
Dijelaskan, kelambatan MT 1 di akhir tahun 2023 ini lebih disebabkan faktor alam (El Nino), namun saat ini hujan sudah mulai turun merata, dan diharapkan para petani sudah bisa memulai proses tanam. Pemerintah juga terus mencari solusi bersama legislatif (Komisi IV DPR RI) agar bagaimana tidak terjadi kekurangan pangan. Caranya macam-macam, salah satunya melakukan percepatan di semua sektor.
“Jadi kita percepat semua, pemberian bantuan kita percepat, kita efesiensi agar ujung tahun ini bisa diterima masyarakat. Juga tentu saja MT 1 walaupun terlambat karena kemarin ada elnino, sekarang ini kita upayakan semaksimalkan mungkin diseluruh tanah air,” jelasnya.
Disinggung terkait kebutuhan pangan beras, saat ini masih ada 30 juta ton beras lebih. Namun pemerintah tetap harus memikirkan Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) agar tetap aman, dan itu yang menjadi pertimbangan pemerintah mengambil kebijakan impor beras.
“Dari semua targetan kebutuhan beras kita 30 juta lebih, lalu kenapa kemarin diambil keputusan di pemerintah untuk mengimpor, memang batas kebutuhan dan batas ketersediaan produksi kita ini berimbang. Sementara untuk CPP sendiri kita harus punya karena mengingat yang tadi disampaikan diawal karena tahun politik ini memang cukup menyita konsentrasi kita semua,” ujarnya.
Berdasarkan data, hingga akhir tahun 2023 Anggaran Belanja Tambahan (ABT) masih sekitar 83 % yang terserap, itu kenapa pemerintah mempercepat bantuan baik dalam bentuk program dan sarpras untuk menambah akselerasi produksi pangan nasional.
“Sekali lagi kami titipkan alat pertanian ini kepada kelompok tani di Purworejo, semoga bermanfaat, beberapa bulan kedepan kami akan cek melalui penyuluh terkait pemanfaatan dan pemeliharaannya,” ucapnya.
Sementara itu, Plt Bupati Purworejo, Yuli Hastuti, dalam sambutanya, mengatakan, Kabupaten Purworejo selama ini dikenal sebagai lumbung pangan Jawa Tengah selatan. Kewajiban utama yakni mempertahankan produksi dan produktivitas pangan, dan semua bisa tercapai jika sarpras memadai, efisien didukung sumber daya manusia (SDM) yang berkemauan keras mengetahui teknologi pertanian.
“Visi Purworejo berdaya saing 2025 juga memprioritaskan di sektor pertanian dalam arti luas, pemkab sudah berbagai dengan melakukan pengembangan alat dan mesin pertanian, melalui dinas ketahanan pangan dan pertanian memberikan kepercayaan terhadap kelompok tani termasuk bisa menerima bantuan alat pertanian seperti hari ini,” katanya.
Menurutnya, bantuan sarana prasarana pertanian baik dari pusat atau provinsi penting untuk meningkatkan produksi dan mutu pertanian, berikut untuk nilai tambah yang muaranya untuk mengakibatkan kesejahteraan petani.
“Sekali lagi agar produksi pertanian meningkat, bantuan sarpras dan program sangat dibutuhkan dari kementerian pertanian, bantuan yang diberikan kali ini diantaranya traktor roda dua, traktor roda empat termasuk mesin panen,” ujarnya.
Yuli berharap, selain bantuan sarpras pertanian, pemerintah juga bisa mempermudah pupuk, khususnya pupuk bersubsidi kuotanya bisa ditambah.
“Mumpung sudah mulai musim hujan, petani mulai ke sawah untuk memulai Musim Tanam (MT) 1 yang sempat mundur karena faktor alam di akhir 2023,” harapnya. (P24/Wid)
Eksplorasi konten lain dari Purworejo24.com
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.