Scroll untuk baca artikel
PemerintahanSosial

Kemarau Panjang, PDAM Tirta Perwitasari Purworejo Droping Air Bersih Hingga Ratusan Tangki ke Warga yang Membutuhkan

29
×

Kemarau Panjang, PDAM Tirta Perwitasari Purworejo Droping Air Bersih Hingga Ratusan Tangki ke Warga yang Membutuhkan

Sebarkan artikel ini
Direktur PDAM Tirta Perwitasari Purworejo, Hermawan Wahyu Utomo, saat ditemui dikantornya, pada Selasa (14/11/2023)

 

PURWOREJO, purworejo24.com – Kemarau panjang yang melanda wilayah Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, telah membuat sejumlah desa utamanya di daerah pegunungan mengalami kekeringan, sehingga banyak warga membutuhkan bantuan air bersih.

Guna mengatasi persoalan itu, PDAM Tirta Perwitasari Purworejo sebagai penyedia layanan air bersih telah melaksanakan droping air bersih ke daerah kekeringan untuk membantu warga yang membutuhkan.

Selama kekeringan terjadi di tahun 2023, hingga sampai pertengahan bulan November ini, ada sebanyak 500an tangki air bersih yang sudah didistribusikan oleh PDAM Tirta Perwitasari. Dari jumlah itu, tercatat ada 55 tangki air bersih yang didistribusikan oleh PDAM secara gratis atau free kepada masyarakat yang membutuhkan.

Direktur PDAM Tirta Perwitasari Purworejo, Hermawan Wahyu Utomo, mengatakan, PDAM sebagai perusahaan ada dua visi yang dijalani, yaitu visi Sosial dan visi Profit Oriented. Dalam visi itu harus ada keseimbanganya antara pemasukan dan sosial masyarakat yang membutuhkan.

Dengan melihat itu, saat Kabupaten Purworejo mengalami kemarau yang panjang, PDAM Tirta Perwitasari Purworejo tidak diam diri, tapi PDAM Purworejo membantu orang yang perlu, perlu air dengan pengiriman tangki, kemudian bekerjasama dengan pihak- pihak lain, seperti paguyuban – paguyuban, alumni, instansi atau dinas, yang memberi bantuan air bersih.

“Disitu memang ada dengan sistem berbayar tapi juga ada yang berupa bantuan sosial atau free. Nah untuk bulan- bulan terakhir ini kita juga sudah bantu sebanyak 55 tangki, bantuan tangki air bersih yang sifatnya gratis murni,” kata Hermawan Wahyu Utomo, saat ditemui dikantornya, pada Selasa (14/11/2023).

PDAM Tirta Perwitasari juga tetap menomorsatukan masalah kualitas air dan tidak berlaku sembarangan terhadap kualitas air itu, karena harus mengikuti peraturan Mentri Kesehatan, sehingga kualitas air harus tetap terjaga.

“Jadi disini titik- titik air itu harus terjaga dari virus, bebas dari bahan- bahan kimia, dan air harus benar- benar bersih sesuai dengan aturan kesehatan,” tegasnya.

Karena keterbatasan armada dan keterbatasan petugas, walaupun melakukan droping air pada siang hingga malam hari, PDAM Tirta Perwitasari juga tetap harus menjaga keamanaan armada tangkinya. Armada tangki itu tidak berani kelokasi medan ekstrem, sehingga harus ada kerjasama dengan penduduk setempat untuk membuat tandon- tandon air dalam jangkauan tangki secara aman.

“Kemudian selain itu kita juga bekerjasama dengan desa, sehingga desa bisa membantu masalah rutenya, karena rute seperti yang berada di pegunungan Bagelen, Bruno, dan Kaligesing itu banyak yang ekstrem, sehingga kalau tidak dipandu juga bisa membahayakan tangki dan drivernya,” ujarnya

Selain bantuan tangki air bersih, PDAM Tirta Perwitasari juga mengadakan bantuan pemasangan jaringan rumah murah, melalui masyarakat dengan penghasilan rendah, yaitu dengan memberi anggaran sebesar 450 ribu, disemua titik wilayah jaringan perkotaan Purworejo.

“Ini sudah terlaksana dan sudah pasang, kemudian sudah acc dengan dinas- dinas terkait, untuk auditor, dari dalam maupun dari Bappenas Jakarta, ini sudah terpasang, jadi selain droping air kita juga membantu masyarakat berpenghasilan rendah dengan pemasangan murah untuk bulan- bulan kemarin. Ada 500 sambungan rumah, tapi yang di acc hanya 494 sambungan rumah,” ungkapnya.

Tak hanya pemasangan jaringan secara murah diwilayah perkotaan, nantinya pemasangan jaringan rumah secara murah juga akan berlanjut hingga ke wilayah pedesaan, seperti di Kecamatan Butuh dan Grabag, yakni hanya dengan biaya pemasangan sebesar 100 ribu.

“Dari target 5.000 sambungan rumah, sudah tercapai 3.082 yang sudah tercatat. Nanti untuk pemasanganya dibawah Bappenas. Kita hanya membantu mencari pelanggan, kemudian memasang jaringan bagi, kemudian juga mengurusi masalah finalisasi inves ini, yaitu inves dalam tujuan 10 juta sambungan rumah dari presiden,” jelasnya.

Menurutnya, yang namanya bantuan juga harus terencana. Pihaknya hanya perlu adanya surat pemberitahuan bagi yang ingin dibantu. Dengan surat itu bisa ditentukan jadwalnya, kemudian kontak personnya, karena pengambilan air tidak hanya di satu titik, namun mengikuti jarak jauh dekatnya wilayah yang mau dibantu.

Di PDAM Purworejo sendiri ada tiga titik untuk pengambilan air. Untuk wilayah selatan dan timur, petugas melakukan pengambilan air di pengolahan Bendung Boro, kemudian diwilayah barat di pengolahan Kutoarjo, lalu diwilayah tengah atau utara, pengambilan titiknya bisa di pengolahan Tuk Songo atau bisa di pengolahan Tawangrejo, namun biasanya pengambilan lebih banyak dilakukan di Tuk Songo atau depan BTC.

“Jadi semua sudah ada alat- alat untuk memasukkan air ke tangkinya. Kemudian kenapa harus ada kontak person, sehingga pada satu titik tujuan disana juga sudah siap untuk melakukan penampungan, bukan ember – ember, karena akan memperlama waktunya. Ada titik- titik penampunganya yang diutamakan biar cepet, sehari mungkin bisa 3 atau 4 kali bantuan, sehingga bisa maksimal, tapi kalau tidak ada kesiapan kadang- kadang pernah terjadi hanya by phone ternyata setelah sampai tujuan telpon semua rata’- rata tidak dihubungi karena susah sinyal, jadi tidak ada orang akhirnya tangki balik, sehingga disitu ada ketidak efisienan. Medan juga tidak ekstrem juga kita hitung supaya disitu tidak terjadi eksiden atau wilayah- wilayah yang notabene pegunungan itu juga punya potensi untuk eksiden karena tidak hanya ekstrem, membawa barang berat kadang sampai malam, sehingga disana perlu panduan apalagi jalanya sempit. Jadi sangat mudah tinggal hubungi koordinator kita dengan surat, kemudian ada kesiapan dari pihak penampung, kita langsung eksekusi,” terangnya.

Hermawan Wahyu Utomo menghimbau harus ada kerjasama antara petugas PDAM dengan warga, karena menghadapi diluar prediksi atau diluar kebiasaan, maka diperlukan kerjasama dan komunikasi yang baik.

“Sehingga kita sebagai penyedia, kita sebagai pengelola juga dimudahkan semuanya, tapi kalau disitu tidak ada kerjasama kemudian komunikasi tidak baik, ini gerakan menjadi lambat dan akan jadi kendala, tidak lancar, karena tugas masing- masing tidak jalan akhirnya tidak efektif dan efisien, kemudian di instansi – instansi juga komunikasi dan prosedur yang baku ya surat, karena ini untuk administrasi dan kearsipan kita saat kita diaudit oleh tim auditor,” pungkasnya. (P24/Wid)


Eksplorasi konten lain dari Purworejo24.com

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.