Scroll untuk baca artikel
EkonomiInspirasiKesehatanSosial

Melihat Kiprah IDP Mendampingi OYPMK dan Penyandang Disabilitas di Purworejo

102
×

Melihat Kiprah IDP Mendampingi OYPMK dan Penyandang Disabilitas di Purworejo

Sebarkan artikel ini
Amat Mulyadi, Sekretaris IDP
Amat Mulyadi, Sekretaris IDP

PURWOREJO, purworejo24.com – Ikatan Disabilitas Purworejo (IDP) adalah wadah bagi penyandang disabilitas dan orang yang pernah mengalami kusta (OYPMK).

IDP menjadi satu-satunya organisasi yang mampu mengakomodir kepentingan dan harapan para penyandang disabilitas dan OYPMK di Kabupaten Purworejo. IDP juga turut aktif dalam memerjuangkan hak-hak disabilitas dan OYPMK hingga menuntut dibentuknya peraturan daerah bagi disabilitas yang ada di Purworejo.

Bahkan pada puncaknya Isu disabilitas berhasil masuk ke dalam rapat paripurna DPRD 2018 dalam pembahasan Ranperda Disabilitas.

IDP merupakan organisasi sosial yang berperan sebagai wadah bagi semua jenis disabilitas yang ada di Kabupaten Purworejo untuk menampung aspirasi dan menyuarakan hak-hal difabel dan OYPMK.

IDP digagas oleh Simponiarto, pada tahun 2011 yang lalu. Awalnya IDP hanya kumpulan beberapa orang penyandang disabilitas yang mengadakan acara arisan rutin. Kemudian kumpulan tersebut berkembang menjadi organisasi resmi yang menanungi penyandang disabilitas dan OYPMK.

IDP resmi terbentuk pada tanggal 11 Juli 2011, IDP terbentuk di kediaman Simponiarto di Desa Pelutan RT 2 RW 2 Gebang Purworejo.

Setelah beberapa tahun berjalan tepatnya pada 2016, IDP bersama NLR kemudian berkolaborasi dan menggelar beberapa progam di Purworejo. Program-program tersebut dilakukan untuk mendorong OYPMK dan disabilitas untuk membangun Kabupaten Purworejo yang inklusi.

“Dengan NLR kita ada progam peningkatan kapasitas, pemberdayaan untuk teman-teman OYPMK dan pengurangan stigma di masyarakat,” kata Amat Mulyadi (42) Sekretaris IDP pada Rabu 4 Januari 2023.

Menurut Amat Mulyadi, disabilitas di IDP cukup beragam mulai dari tuna daksa, tuna rungu, tuna wicara, grahita, cacat ganda dan sebagainya. IDP tidak membatasi jenis disabilitas apapun yang akan bergabung organisasi tersebut.

“Saat ini anggota IDP sekitar 300 orang, 10 persen diantaranya adalah OYPMK,” kata Amat.

Didampingi NLR, organisasi IDP ini rutin setiap bulan menggelar kegiatan bagi OYPMK dan disabilitas khususnya di bidang pemberdayaan. Bahkan berkat dampingan NLR beberapa kelompok mampu membuat kelompok usaha bersama (KUBE).

Amat yang dulu menjadi penanggung jawab program dengan NLR ini mengaku, dengan dampingan yang diberikan NLR di Purworejo tercipta beberapa kelompok usaha dari anggota IDP. Usaha yang dibangun kala itu berupa usaha produksi jamur, usaha perikanan dan usaha cafe yang semuanya dikelola oleh OYPMK dan disabilitas.

Meski progam pendampingan oleh NLR sudah selesai di tahun yang lalu, IDP terus mengawal OYPMK dan disabilitas di Purworejo. Saat ini kata Amat, sebagian OYPMK sudah bisa mandiri dengan bertani, berdagang dan juga ada yang menjadi perangkat desa.

“Sebagian besar ada memang bertani, tapi ada juga yang berdagang keliling bahkan ada yang jadi perangkat desa,” pungkasnya. (P24-bayu


Eksplorasi konten lain dari Purworejo24.com

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.