Puluhan Angkot Trayek Jalur A Parkir di Depan Otonom, Ini Yang Terjadi

oleh -
oleh
Ilustrasi. (Puluhan Angkot diparkir di depan Kanator Bupati Purworejo sementara pengemudinya melakukan aksi protes terkait Halte Bus Trans Jateng)
Ilustrasi. (Puluhan Angkot diparkir di depan Kanator Bupati Purworejo sementara pengemudinya melakukan aksi protes terkait Halte Bus Trans Jateng)
Selamat Idul Fitri

PURWOREJO,purworejo24.com – Puluhan sopir angkutan kota Jalur A trayek Kutoarjo – Purworejo memarkir kendaraannya di depan Gedung Otonom Purworejo (Kantor Bupati) untuk kembali menegaskan tuntutan mereka. Puluhan sopir angkutan tersebut mempertanyakan kembali tentang tuntutan mereka yang sampai saat ini belum ada kejelasan terkait halte Bus Trans Jateng yang ada di Plaza Purworejo.

Sebelumnya para sopir ini sudah menyampaikan tuntutannya 2 kali yaitu di Dinas perhubungan dan dihadapan dewan perwakilan rakyat daerah (DPRD) kabupaten Purworejo. Dari tiga tuntutan yang disampaikan oleh para sopir ini tinggal satu tuntutan mereka yang belum terpenuhi yaitu ditiadakannya halte plaza karena halte plaza sangat merugikan para sopir angkot.

“Dua aspirasi sebelumnya sudah teratasi, yang pertama jangan ada halte yang ada di depan stasiun kemudian jangan menambah halte lagi sepanjang jalan dari polres purworejo sampai ke kutoarjo,” kata Wahyudi, Kepala Bidang Angkutan dan Terminal Dinas Perhubungan usai pertemuan di gedung Otonom siang ini pada Senin (16/11/2020).

Audiensi perwakilan sopir Angkot Jalur A dengan Pemerintah di Gedung Otonom.
Audiensi perwakilan sopir Angkot Jalur A dengan Pemerintah di Gedung Otonom.

Salah satu sopir Yusuf Wiranto yang mengikuti aksi tersebut mengungkapkan bahwa dengan adanya Bus Trans Jateng yang trayeknya bertabrakan dengan trayek angkot mengakibatkan pendapatan para sopir angkot menurun drastis. Pihaknya dengan puluhan sopir lainnya menegaskan kembali bahwa tuntutan mereka agar segera diketahui kejelasannya.

“Untuk sekarang ini (audiendi dengan pemerintah) menunggu kepastian audiensi yang di DPR kemarin, tuntutannya yang halte di Plaza itu harus pindah ke jalur Provinsi,” katanya.

Untuk diketahui jalur A tersebut anggotanya berjumlah 160 dan armadanya ada sekitar 114 armada yang menggantungkan hidup dari jalur tersebut. Para sopir tersebut juga mempersoalkan rambu-rambu yang dipasang pihak dushub yang berada di perempatan keseneng bahwa jalan tersebut tidak boleh dilewati Bus dan truk tapi pada kenyataannya Bus Trans Jateng tetap melewatinya.

“Tempatnya di pertigaan MTS keseneng (MTSN ) Kenapa trans kok bisa masuk?,” tanya Agung yang juga salah satu peserta aksi.

Para sopir ini berharap persoalan halte yang berada di Plaza untuk segera dipindah agar tidak menimbulkan gesekan di tingkat bawah. Persoalan halte adalah persoalan menyangkut tingkat pendapatan dan keluarga para sopir angkutan yang sudah tahunan menggantungkan hidup dari mengantar-jemput para penumpang. (P24-Bayu)