Scroll untuk baca artikel
RamadhanReligi

Masjid Tiban Jenar Kidul yang Mirip Masjid Agung Demak

452
×

Masjid Tiban Jenar Kidul yang Mirip Masjid Agung Demak

Sebarkan artikel ini
Masjid Tiban Jenar Kidul Peninggalan Sunan Kalijaga

Purwodadi, purworejo24.com – Di Desa Jenar Kidul Kecamatan Purwodadi, Purworejo Jawa Tengah terdapat salah satu masjid tertua yang berusia ratusan tahun. Selain bentuknya yang mirip dengan Masjid Agung Demak, tiang atau saka gurunya juga terbuat dari kayu tatal.  Menurut cerita, yang terletak di Dusun Kauman, RT 02/RW 02, Desa Jenar Kidul ini dibangun oleh Sunan Kalijaga pada sekitar tahun 1400 an.

“Menurut cerita turun temurun memang masjid ini dibangun oleh Sunan Kalijaga pada waktu itu saat berdakwah di daerah sini,” kata Ketua Takmir Masjid, Sudarno ketika ditemui purworejo24.com di masjid Tiban, Jumat (10/5/2019).

Pada saat itu, Sunan Kalijaga yang kala itu dipanggil dengan nama Syech Udan Baring membersihkan hutan belantara di daerah tersebut untuk mendirikan sebuah masjid. Masjid yang didirikan tersebut terdiri dari bangunan utama untuk tempat salat dan bagian serambi. Pada bangunan utama, terdapat empat buah saka guru yang terbuat dari tatal kayu jati yang diikat menggunakan lempengan besi. Saka guru dengan diameter 50 cm dan tinggi sekitar 7 meter beserta kayu-kayu penyangga lainnya itu, memiliki bentuk mirip dengan Masjid Demak. Karena dibangun dalam waktu singkat, masyarakat sekitar menamakan masjid tersebut sebagai tiban atau memiliki arti tiba-tiba ada.

“Pembuatan saka guru yang tidak terbuat dari kayu yang utuh tapi dari tatal yang diikat karena saat itu Sunan Kalijaga harus segera kembali ke Demak karena ada urusan mendadak yang tidak bisa ditinggalkan. Kemudian pengerjaan masjid dikebut dan atas izin Allah bisa selesai dalam waktu singkat, makanya disebut masjid Tiban,” jelasnya.

Tiang saka guru masjid terbuat dari tatal kayu jati.

Salah satu bagian lain bangunan yang masih nampak asli hingga kini adalah pintu masuk gapura yang terbuat dari batu bata. Uniknya gapura dari batu-bata ini tidak direkatkan dengan semen, melainkan dengan lumpur. Namun kekuatannya tidak kalah dengan bangunan modern dan bis abertahan ratusan tahun.

Keunikan lain dari masjid ini adalah adanya sebuah batu andesit hitam yang ada di sisi selatan masjid yang dipercaya warga sekitar sebagai salah satu bagian batu Hajar Aswad yang ada di dinding Ka’bah di Masjidil Haram, Mekah. Konon, batu itu dibawa oleh Sunan Kalijaga dan diletakkan di area tersebut sebelum mendirikan masjid Tiban itu.

“Di bawah batu itu ada tulisan Arabnya. Namun sekarang sudah tidak kelihatan lagi karena tertutup tanah dan diberi pagar dari semen. Dulu warga banyak yang mengeramatkan dan memberi bunga serta sesaji,” ujar Sudarno.

Tak hanya itu, sumur Tiban yang berada di samping masjid juga dipercaya memiliki khasiat untuk menyembuhkan segala macam penyakit. Air sumur yang jernih itu tak pernah surut meski musim kemarau tiba. Kini, masjid itu masih berdiri kokoh dan selalu ramai didatangi oleh warga.

“Kalau pas bulan Ramadhan seperti ini masjid selalu ramai didatangi warga untuk pengajian setiap sore dan menjalankan salat tarawih pada malam harinya,” tutupnya. (rex)


Eksplorasi konten lain dari Purworejo24.com

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.